 |
| Sumber foto: sanantonio-lasik.com |
Lasik adalah pengobatan bedah yang paling umum dilakukan untuk mengoreksi masalah rabun jauh, rabun dekat dan silindris. Prosedur ini aman untuk dilakukan, namun sebaiknya Anda harus memiliki pemahaman yang tentang potensi risiko dan komplikasi dari operasi lasik.
Berikut beberapa potensi risiko dan komplikasi dari prosedur lasik:
1. Malfungsi dari microkeratome, perangkap hisap atau peralatan laser yang mengakibatkan pemotongan tidak tepat dari penutup kornea, atau posisi yang tidak tepat dari sinar laser.
2. Infeksi atau jaringan parut kornea.
3. Mengganti penutup kornea di posisi yang salah setelah operasi.
4. Glare atau penurunan penglihatan, terutama saat melihat di malam hari. Beberapa pasien juga mengeluhkan melihat lingkaran cahaya atau semburan bintang di sekitar objek.
5. Mata kering.
6. Penurunan penglihatan setelah operasi. Hanya terjadi dalam beberapa kasus, bahkan bantuan kacamata atau lensa kotak tidak dapat membantu masalah ini sama sekali.
7. Ketidaknyamanan di mata, pandangan kabur, silau hingga peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.
8. Overcorrection, sehingga penderita rabun jauh menjadi rabun dekat atau penderita rabun dekat dibuat menjadi rabun jauh.
Sayangnya, komplikasi ini hanya terjadi pada sedikit kasus. Beberapa pasien mengeluhkan masalah komplikasi dalam tiga bulan pertama pasca operasi. Namun, hanya 15 persen pasien yang harus kembali melakukan prosedur yang sama untuk kedua kalinya guna memperbaiki masalah tersebut.
Bagi sebagian besar orang, pengobatan lasik sukses dan tidak rumit. Sebagian besar pasien rabun jauh mencapai penglihatan 20/40 (standar kualitas penglihatan untuk mendapatkan lisensi mengemudi di Amerika) atau malah lebih baik setelah operasi lasik. Dalam beberapa kasus penglihatan mengalami peningkatkan segera pasca operasi lasik. Tapi di sisi lainada pula sebagian pasien mengaku peningkatan penglihatan terjadi secara bertahap selama tiga sampai enam bulan pasca operasi lasik.
Berikut beberapa potensi risiko dan komplikasi dari prosedur lasik:
1. Malfungsi dari microkeratome, perangkap hisap atau peralatan laser yang mengakibatkan pemotongan tidak tepat dari penutup kornea, atau posisi yang tidak tepat dari sinar laser.
2. Infeksi atau jaringan parut kornea.
3. Mengganti penutup kornea di posisi yang salah setelah operasi.
4. Glare atau penurunan penglihatan, terutama saat melihat di malam hari. Beberapa pasien juga mengeluhkan melihat lingkaran cahaya atau semburan bintang di sekitar objek.
5. Mata kering.
6. Penurunan penglihatan setelah operasi. Hanya terjadi dalam beberapa kasus, bahkan bantuan kacamata atau lensa kotak tidak dapat membantu masalah ini sama sekali.
7. Ketidaknyamanan di mata, pandangan kabur, silau hingga peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.
8. Overcorrection, sehingga penderita rabun jauh menjadi rabun dekat atau penderita rabun dekat dibuat menjadi rabun jauh.
Sayangnya, komplikasi ini hanya terjadi pada sedikit kasus. Beberapa pasien mengeluhkan masalah komplikasi dalam tiga bulan pertama pasca operasi. Namun, hanya 15 persen pasien yang harus kembali melakukan prosedur yang sama untuk kedua kalinya guna memperbaiki masalah tersebut.
Bagi sebagian besar orang, pengobatan lasik sukses dan tidak rumit. Sebagian besar pasien rabun jauh mencapai penglihatan 20/40 (standar kualitas penglihatan untuk mendapatkan lisensi mengemudi di Amerika) atau malah lebih baik setelah operasi lasik. Dalam beberapa kasus penglihatan mengalami peningkatkan segera pasca operasi lasik. Tapi di sisi lainada pula sebagian pasien mengaku peningkatan penglihatan terjadi secara bertahap selama tiga sampai enam bulan pasca operasi lasik.
Oleh: @innesspw
